Pengembangan kecerdasan dan karakter bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Kecerdasan tak ada artinya tanpa karakter yang mendukung agar kecerdasan itu dapat dikembangkan dan digunakan seperti seharusnya. Karena itu, Sekolah Kristen Kalam Kudus tidak hanya mendidik secara kognitif, tapi juga menanamkan karakter-karakter baik yang diperlukan seorang anak agar dapat bertahan di tengah dunia yang penuh dengan pengaruh tidak baik.
Diawali dengan mengubah paradigma guru mengenai kecerdasan majemuk siswa dan menerapkan dalam pembelajaran. Sekolah Kristen Kalam Kudus percaya tak ada anak yang bodoh. Semua anak memiliki satu atau beberapa kecerdasan yang menonjol. Guru harus menolong anak menemukan kecerdasannya, dan mengenali gaya belajarnya, agar anak bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Metode pembelajaran yang menempatkan guru sebagai fasilitator sehingga siswa dituntut lebih aktif, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Sekolah Kristen Kalam Kudus percaya bahwa ketika siswa belajar menggali dan menemukan sendiri, mereka akan lebih memahami konsep-konsep yang mereka pelajari. Karena itu, guru-guru Sekolah Kristen Kalam Kudus berusaha lebih berperan sebagai fasilitator dan pendamping yang mengarahkan para siswa sehingga mereka memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk menemukan dan memahami konsep-konsep dalam materi pembelajaran.
Sekolah Kristen Kalam Kudus melalui POM (Persekutuan Orangtua Murid) dan Retreat Siswa, mengajak para orang-tua untuk mencoba melakukan berbagai pembinaan dan pelatihan dalam rangka menyamakan visi Sekolah Kristen Kalam Kudus dengan para orang-tua, agar dapat bekerjasama dengan baik dalam mendidik para siswa. Pelatihan dan pembinaan ini juga untuk membekali para orang-tua dengan konsep dan keahlian yang diperlukan untuk membawa anak-anak menemukan tujuan hidupnya.